Kelas Pertama dengan Mahasiswa


Alhamdulillah, tak terasa sudah sekitar 6 tahun saya mengenal dunia baru pengajaran. Saya yang saat itu seorang guru MI dan masih minim pengalaman mengajar mendapat penawaran untuk mengajar di sebuah kampus swasta ternama di Kota Sidoarjo. Secarik kertas dari studi saya di pasca sarjanalah yang mengantarkankan saya pada hal tersebut. Nah, kedatangan rekan mahasiswa (ada dalam foto) di rumah kemarin, Senin, 16 mei 2022 kemarin membuat saya ingin flashback dan bercerita tentang pengalaman pertama saya masuk didunia kampus untuk mengajar.
Kala itu campur aduk dan nano-nano rasanya ketika saya pertama masuk kelas bertemu dengan bapak ibu guru senior yang besar niatnya untuk belajar kembali di kampus saat itu. Saya katakan bapak ibu guru senior karena mereka adalah bapak ibu guru yang telah memiliki pengalaman mengajar lama di Madrasah namun baru berkesempatan untuk mengenyam pendidikan strata 1 berkat beasiswa kerja sama antara kampus dan pemkot setempat saat itu.
Seolah selalu hangat diingatan saya tentang hari pertama saya mulai belajar dan berbagi bersama mereka. Saat itu, kelas pertama saya akan dimulai di lantai tiga. Kebetulan rumah dan kampus saya ini berbeda kota sehingga membutuhkan sedikit perjuangan untuk samapi di sana. Wow, seolah adrenalin saya terus berpacu dari mulai keberangkatan saya naik turun angkutan umum untuk sampai pada kampus ini. Perasaan dag-dig dug saat itu sungguh tak berhenti hingga alunan kaki saya sampai di kelas pertama yang berada di lantai tiga.
"Assalamualaikum" adalah kata pertama saya saat memasuki ruangan. Sontak puluhan bapak ibu guru senior tersebut menoleh ke arah saya. Sesegeralah saya lebarkan senyum menyambut puluhan pasang mata yang fokus tertuju pada saya. Kaki saya rasanya tercekat di ambang pintu kelas. Spontan dengan mantab sekali saya membaca basmalah di dalam hati seraya mengambil nafas dan mengayunkan langkah memasuki ruang kelas. 
Ketika melewati sederet bapak ibu guru senior menuju meja paling depan, ketegangan saya runtuh manakala ada yang bertanya, "Mbak ini siapa, asisten dosen?". Kembali saya sungging lebar-lebar senyum sambil menolah ke arah suara tersebut. Sesampai di meja terdepan saya letakkan tas saya dengan hati-hati dan duduk di kursi dengan berharap tidak ada yang melihat ketegangan atau ke-nervous-an saya. 
Bismillahirrohmanirrohim, saya membuka kelas dengan salam, sapaan, dan perkenalan. Tidak mudah saat itu karena pengalaman pertama saya belajar dan berbagi pengalaman bersama puluhan bapak ibu guru. Namun, setelah saya berkenalan, menyampaikan latar belakang, kemudian sharing pengalaman bersama mereka, hari pertama mengajar di kampus bisa terlewati dengan baik. 
Nah, bagi anda yang barangkali akan mendapati pengelaman seperti saya, berikut tips yang bisa saya bagikan untuk menghadapi hari pertama bicara di depan umum terutama dengan peserta yang lebih senior dari kita:
Pertama
Kenal dulu siapa nanti yang akan menjadi audience kita. Mengenal bisa dari informasi panitia atau penyelenggara kegiatan. 
Kedua 
Siapkan materi yang akan kita sampaikan dengan baik. Pelajari dengan baik materi yang akan kita sampaikan. Ada sebuah quote yakni sebaiknya tidak mengajar jika tanpa ada persiapan. Karena jika tidak ada persiapan kita bisa minim pengetahuan dan mati gaya atau justru nggelambyar materi yang kita sampaikan. Jangan lupa siapkan dan selipkan jokes atau guyonan yang bisa mencairkan suasana agar tidak kaku dan monoton.
Ketiga
Tak kenal maka tak sayang. Buat sebisa mungkin audience mengenal kita dengan baik bisa dari perkenalan, cerita pengalaman dan mencari persamaan antara kita pembicara dan audience. Dengan begitu, mereka akan merasa kenal dan senang manakala ada hal yang sama dengan kita. Hehehe, Sok Kenal Sok Dekat sedikit boleh ya.
Keempat
Banyakin doa dan senyum seraya ambil nafas jika masih mengalami ketegangan saat berbicara. Lakukan doa sebelum mulai berbicara, agar senantiasa dalam bimbingan sang Maha Ilmu ketika berbicara. Kemudian senyumlah setiap ada tanggapan atau pertanyaan dari audience karena senyum adalah solusi tercepat dan utama serta menenangkan saat kita dilanda kegundahan. hehe bisa jadi pertanyaan yang muncul membuat kita gundah gulana. Senyum sambil ambil nafas seraya menyiapkan jawaban terbaik ya, jangan senyum-senyum saja nanti lain jadinya.
Kelima
Ucapkan terima kasih dan maaf ketika mengakhiri pertemuan. Terima kasih atas perhatian audience dan maaf atas kekurangan kita selama penyampaian materi. Dengan berterima kasih berarti kita menghargai kehadiran audience.
Keenam
Performance, penampilan gaya berbusana buat sepantasnya dan tampillah dekat dengan audience. Posisikan diri ya duduk, kadang berdiri, dan jangan sungkan jika diperlukan untuk mendekat ke audience.
Ketujuh
Jangan lupa buka dan tutup pertemuan dengan salam ya..

Semoga bermanfaat dan mohon maaf atas segala kekurangan ^_^

 

Comments

  1. Salam kenal, menarik gaya tulisannya ringan dan enak dibaca

    ReplyDelete
  2. Terimakasih Bu Novi sudah mampir. Maaf masih receh tulisannya, berharap bisa bermanfaat.hehehe
    Saya juga senang dg tulisan Bu Novi sangat memotivasi .

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts