Ubah Karya Tulis Jadi Buku Yukk..!
Assalamualaikum,.^_^
Selamat malam, semoga kita senantiasa dalam lindungan Allah SWT. Alhamdulillah, perlahan - lahan kita belajar bersama dalam grup Belajar Menulis PGRI kali ini telah memasuki pertemuan ke-4. Semoga semangat belajar terus membara seperti semangat yang dicurahkan oleh para pemateri di setiap pertemuannya.
Pada pertemuan ke-4 malam ini narasumber kita adalah seorang ibu guru muda berprestasi. Bukan hanya sebagai ibu guru, Beliau juga ibu dari 3 orang anak yang sungguh luar biasa dengan segudang prestasinya. Siapa Beliau, kita bisa simak di sini.
Baiklah, mari kita bahas kembali materi yang sangat menarik malam ini. Menjadi sangat menarik karena materi ini adalah banyak dibutuhkan oleh para lulusan sarjana maupun bapak ibu guru yang pasinya memiliki buah karya berupa karya tulis. Karya tulis itu bisa berupa skripsi, tesis, disertasi atau best practice. Banyak sekali tulisan karya ilmiah kita yang berhenti di meja perpustakaan kampus atau rak buku rumah kita. Betul? ^_^ Mungkin juga lama sekali kita tidak menyentuhnya, seperti benda keramat yang disimpan sangat rapi, hehehe..
Nah, sebenarnya mengapa sih kita perlu menjadikan karya tulis ilmiah menjadi buku?
1. Lebih bermakna dan bermanfaat
Iya nggak sih? seperti yang saya sebutkan tadi, KTI kia seringkali hanya disimpan pribadi atau di perpustakaan. Mari kita bayangkan jika KTI tersebut bisa menjadi buku dan dibaca banyak orang atau siapapun melalui penjualan yang idak terbatas pasti akan lebih bermanfaat.
2. Keutungan materi
Wow, ini adalah bonus tersendiri. Bu Nora menjelaskan pastilah kita akan mendapatkan keuntungan materi dari penjualan buku-buku kita. Tapi jika masih berbentuk KTI mana bisa?
3. Hasil penelitian akan tersebar luas
Penelitian yang telah kita laksanakan akan diketahui dan diakses oleh banyak pihak manakala KTI telah dikonversi dalam bentuk buku.
4. Bahan penunjang PAK
Untuk seorang guru, ini pasti hal yang menggiurkan. karena salah satu tuntutan guru ASN harus ada peningkatan profesinalitasnya yang terekam dalam Angka Kredit. KTI yang dibukukan bisa menjadi poin tambahan dalam pengajuan Angka Kredit guru yang bernilai cukup tinggi.
Lalu bagaimana caranya kita mengonversi KTI menjadi sebuah buku? Lakaukan hal - hal berikut bapak ibu:
1. Ubah judul KTI yang terkesan kaku dan ilmiah menjadi judul populer yang menarik dan eye catching. Judul karya ilmiah versi buku hanya berfokus pada objek penelitian saja. Hilangkan materi, subjek, tempat penelitian. Sebagai contoh:
"Penggunaan Media Cerita Bergambar untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi pada Siswa Kelas V-A SDN Jeruk I/469 Surabaya" menjadi
"Meningkatkan Kemampuan Lterasi Siswa Menulis Puisi dengan Media Cerita Bergambar (Cergam)"
2. Ubah daftar isi KTI. Jika biasanya daftar isi KTI adalah
BAB 1 Pendahuluan berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah
BAB 2 landasan teori
BAB 3 metode penelitian yang berisi rumus2 statistika
BAB 4 hasil dan pembahasan
BAB 5 penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
bisa kita ubah dengan mengikuti pedoman 2W+1H)
Bab 1 (Why) menjelaskan masalah umum keterampilan menulis, pentingnya metode pembelajaran yang menarik untuk siswa, alasanpenggunaan media cergam dalam pembelajaran menulis puisi.
Bab 2(What) menjelaskan apa itu media pembelajaran, media pembelajaran cergam, keterampilan menulis puisi pada anak SD
Bab 3,4,5, dan selanjutnya (How) menjelaskan bagaimana tahap pembuatan, bagaimana hasil pembuatan, bagaimana penerapannya.
3. Pada bab I KTI yang biasanya menuliskan tentang: rmusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan hasil penelitian terkait, semua harus dihapus ketika mengkonversinya menjadi buku.
4. Tampilkan grafik yang penting saja. Grafik lain yang tidak ditampilkan, ubah dalam bentuk kalimat.
5. Secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi laporan. Susunan dan gaya tulisan bebas terserah penulis, karena setiap penulis memiliki ide dan kreativitas masing-masing sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya. Semakin literatnya penulis maka akan semakin oke buku yang dia tulis. Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah kita diubah menjadi buku
6. Kaitkan dengan kondisi terkini agar buku kita lebih mengikuti jaman. Seperti judul yang saya contohkan tadi adalah skripsi saya di tahun 2012 yang jika dikonversikan dalam bentuk buku saya tambahkan kata "literasi". Kata ini adalah kata yang sedang viral dalam dunia pembelajaran saat ini.
7. Daftar pustaka boleh menggunakan blog namun situs blog resmi seperti Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, e book, atau karya ilmiah lainnya. Namun, hindari menggunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dan lain sebagainya
8. Berikanlah ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang anda lakukan agar pembaca yakin bahwa anda benar-benar telah melakukan penelitian tersebut
9. Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan Dengan aturan Penerbit
Nah, sebagai tambahan materi malam ini Ibu Nora menjelaskan tentang cara menulis jurnal ilmiah dari laporan penelitian yang telah kita buat. Anda bisa menyimak materi tersebut dalam powerpoint berikut (klik di sini).
Alhamdulillah, tuntas sudah pembahasan resume pertemuan ke-4 Belajar Menulis PGRI malam ini. Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Salam literasi..
Resume
Pertemuan ke-4
Narasumber : Noralia Purwa Yunita, M. Pd.
Moderator : Helwiyah
Wassalam,.
Rabu, 25 Mei 2022
Selalu semangat bu...
ReplyDeleteSalam kenal...
Kereen resumex bu
ReplyDeleteLengkap dah bu... Smangat full smpai resume 30 ya buh
ReplyDelete