Menjadi Guru yang Tak Biasa di Era Disrupsi

 


Alhamdulillahirobbil 'alamiin,.

Terima kasih yang setulusnya saya sampaikan pada segenap keluarga besar STIT NU Al Hikmah Trowulan Mojokerto yang digawangi Bapak H. Yusuf Efendi, M. Pd. telah berkenan mempertemukan saya dengan teman-teman mahasiswa dalam kegiatan Kuliah Umum, 6 September 2023 untuk menyambut Tahun Akademik baru. 

Senang sekali rasanya saya bisa berada di tengah riuhya semangat teman-teman mahasiswa kala materi disampaikan. Mereka sangat antusias dan partisipatif terlihat dari interaksi yang saya lontarkan selalu tersambut dengan sangat baik. Saya merasa kembali muda hehehe, seperti sedang menjadi mahasiswa dan dalam acara BEM atau DLM saat itu,..hehehe 

Ada dua hal yang sempat saya sampaikan pada kuliah umum ini. Pertama terkait bagaimana menjadi mahasiswa yang siap menapaki dunia perkuliahan dan materi utama yang diminta yakni terkait menjadi guru yang tak biasa di era disrupsi. Materi pertama, tersambut dengan antusias terutama oleh teman-teman mahasiswa baru. Mereka terlihat mendengarkan sambil sesekali menganggukkan kepala seolah-oleh mantab setuju (hehehehe,...positif thinking padahal bisa jadi mereka mengangguk karena ngantuk tekluk-tekluk). 

Saya katakan saat itu bahwa menjadi mahasiswa ada kesempatan yang tidak semua orang bisa dapatkan. Untuk itu gunakan kesempatan ini sebaik mungkin dan sesiap mungkin. Kesempatan yang datang tanpa ada persiapan maka bisa terlewat begitu saja tanpa ada manfaatnya. Lamanya masa studi seorang mahasiswa sangat ditentukan oleh si mahasiswa it sendiri, mau 3,5 tahun atau 4 tahun atau bahkan bertahun-tahun tergantung seberapa siap dan kesungguhan mahasiswa itu menjalaninya.

Nah, menjadi mahasiswa tidak cukup jadi mahasiswa saja. Apalagi di era seperti ini, eksistensi seseorang sangat dipengaruhi oleh action yang dilakukan. Seperti quote yang pernah ada bahwa "Dunia tidak akan mencatat mereka yang hanya duduk menonton, tetapi ia akan mencatat mereka yang menjadi pemain". That's right, untuk itu yuk menjadi mahasiswa yang eksis dengan memaksimalkan segala kemampuan yang ada. Jadilah:

1. Be a good one. Kita tahu bahwa manusia terlahir sudah dalam keadaan baik sesuai fitrahnya jadi minimal jadilah mahasiswa yang baik. Diberi tugas apapun ya selalu dilakukan dengan baik. Lalu apakah menjadi baik saja sudah cukup?

2. naiklah satu tingkat lagi be the better one. Menjadi yang lebik baik, lakukan sesuatu selalu lebih baik dari sebelumnya sehingga selalu ada peningkatan kemampuan. Misalnya, jika biasanya dalam 1 hari menyempatkan membaca literatur 1 jam, besok ditambah lagi 1 jam lebih atau biasanya hanya jadi kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang) besok ditambah kegiatan kampus yang lain, bisa BEM atau ekstra yang lain. Lalu menjadi yang lebih baik apa sudah cukup?

3. Naikkan 1 tingkat lagi ya, yaitu be the best one. Jadilah yang terbaik di bidang anda. Setiap mahasiswa pasti memiliki keahlian atau hobi yang berbeda. Tekuni keahlian anda dengan baik agar bisa menjadi pembeda dan nilai plus dalam diri. Dengan begitu orang akan cepat mengenal kita karena keahlian atau hobi yang kita miliki. Misalnya, si Ifa suara emas kaena ia mahasiswa yang juga menjadi qori' di kampusnya. Nah, sekarang jadi yang beda dan ahli apa sudah cukup?

4. Masih sangat dimngkinkan untuk naik satu tingkat lagi, menjadi be an excellent one. Menjadi yang sempurna di bidangya. Sesungguhnya sempurna itu milik Allah SWT. Nah, sempurna yang dimaksud ini adalah setelah anda menjadi yang terbaik maka anda harus bisa memberi pengaruh yang baik pula untuk lingkungan sekitarnya. Misalnya jika kita mengajar di sekolah dasar maka kita harus bisa menjadi baik dan memberi pengaruh yang baik pula di komunitas sekolah (guru-guru dan murid) atau bahkan di lingkungan masyarakat. 

Demikian materi pertama yang tersampaiakn saat itu dilanjutkan materi kedua, mohon ijin di tulisan selanjutnya ya... :)  

semoga mengispirasi,...


Comments

Popular Posts